Skip to main content

SEO = Traffic + Page Rank

Sebelumnya saya bener-bener gak peduli dengan apa yang namanya SEO, PR, Traffic, Alexa dan lain-lain, saya cuma pengen nulis sesuatu yang mungkin bermanfaat buat orag lain.. Tapi sejak Agustus 2008 setelah mulai peduli pada SEO (Search Engine Optimization) untuk sementara kesimpulanku SEO = maksimalkan traffic supaya page ranknya nambah = Duit! Gimana caranya nyari duit lewat blogging nanti aku tulis terpisah.

Alhamdulillah, ternyata tulisanku cukup banyak yang suka, terimakasih dan semoga bermanfaat. Beberapa minggu lalu saat ngobrol dengan teman dotcomers yang sukses dengan lendirdotkom nya saya terlibat diskusi menarik tentang teknik SEO, pagerank, traffic itu. Ternyata portalnya yang sudah mencapai minimal 25.000 visitor perhari itu dibangunnya tanpa sedikitpun peduli pada teknik dan trik SEO!



Dia mengungkapkan rahasianya. Tentukan tema utama, misalnya kodok, beli domain kodok.com atau yang mirip kalau tidak ada lagi yang persis sama dengan tema, lalu fokuskan konten pada kodok, terus update konten dan tunggu saja seluruh penggemar kodok di dunia akan menjadi pengunjung setia situsmu.

Buatlah situs untuk dikunjungi orang, bukan untuk google adsense atau pagerank!


Popular posts from this blog

Nasruddin Hoja: Yang Tersulit

Salah seorang murid Nasruddin di sekolah bertanya, “Manakah keberhasilan yang paling besar, orang yang bisa menundukkan sebuah kerajaan, orang yang bisa tetapi tidak mau, atau orang yang mencegah orang lain melakukan hal itu?” “Nampaknya ada tugas yang lebih sulit daripada ketiganya,” kata Nasruddin. “Apa itu?” “Mencoba mengajar engkau untuk melihat segala sesuatu sebagaimana adanya.”

Nasruddin Hoja: Yang Benar

Nasruddin sedang menjadi hakim di pengadilan kota. Mula-mula ia mendengarkan dakwaan yang berapi-api dengan fakta yang tak tersangkalkan dari jaksa. Setelah jaksa selesai dengan dakwaannya, Nasruddin berkomentar, “Aku rasa engkau benar.” Petugas majelis membujuk Nasruddin, mengingatkan bahwa terdakwa belum membela diri. Terdakwa diwakili oleh pengacara yang pandai mengolah logika, sehingga Nasruddin kembali terpikat. Setelah pengacara selesai, Nasruddin kembali berkomentar, “Aku rasa engkau benar.” Petugas mengingatkan Nasruddin bahwa tidak mungkin jaksa betul dan sekaligus pengacara juga betul. Harus ada salah satu yang salah ! Nasruddin menatapnya lesu, dan kemudian berkomentar, “Aku rasa engkau benar.”

Nasruddin Hoja: Mengabdi pada Pemilik Segala-Nya

Nasruddin hampir selalu miskin. Ia tidak mengeluh, tapi suatu hari istrinyalah yang mengeluh supaya Nasruddin mencari kerja upahan. “Tapi aku mengabdi kepada Allah saja,” kata Nasruddin mendengar istrinya mengeluhkan kemiskinan . “Kalau begitu, mintalah upah kepada Allah,” kata istrinya. Nasruddin langsung ke pekarangan, bersujud, dan berteriak keras-keras, “Ya Allah, berilah hamba upah seratus keping perak!” berulang-ulang. Tetangganya ingin mempermainkan Nasruddin. Ia melemparkan seratus keping perak ke kepala Nasruddin. Tapi ia terkejut waktu Nasruddin membawa lari uang itu ke dalam rumah dengan gembira, sambil berteriak “Hai, aku ternyata memang wali Allah. Ini upahku dari Allah.” Sang tetangga menyerbu rumah Nasruddin, meminta kembali uang yang baru dilemparkannya. Nasruddin menjawab “Aku memohon kepada Allah, dan uang yang jatuh itu pasti jawaban dari Allah.” Tetangganya marah. Ia mengajak Nasruddin menghadap hakim. Nasruddin berkelit, “Aku tidak pantas ke pengadil