Skip to main content

Tips Hemat Listrik

Berdasarkan pengalaman pribadiku (sudah terbukti menghemat listrik!) adalah apabila tv, video atau tape (yang memakai remote control untuk menyalakannya) selain dimatikan, juga harus mencabut kabel dari stop kontaknya karena kalau tidak dicabut, listrik akan tetep mengalir, ini juga yang membuat tagihan listrik melonjak. Kemudian Termos listrik, kalau ini makan listrik sangat banyak, jadi sebaiknya air yang dimasak pakai termos listrik agar dipindah ke termos biasa agar termos listriknya bisa dimatikan. Dan satu lagi, semua kabel untuk peralatan yang jarang dipakai, misal microwave, blender, komputer, mesin cuci dll, untuk juga selalu dicabut dari stop kontaknya. Itu saja tips dari aku, karena ini sudah terbukti manjur untuk menurunkan tagihan listrik.





biaya rekening listrik itu terdiri dari beberapa komponen :
- Biaya beban
- Biaya pemakaian, terbagi dlm 3 blok :

  1. blok 1 : 0-20kwh
  2. blok 2 : 20-60 kwh
  3. blok 3 : di atas 60 kwh

- PPJ (pajak penerangan jalan?), untuk. wilayah jkt 3% dari total biaya listrik kita.
- PPN + meterai 3000 perak...he-he..

Biaya beban seperti yang aku ceritain di atas, tergantung dari berapa batas atas daya kita, misalnya 900, 1300, 2200. Besarnya dihitung per kwh dari biaya dasar. Ini yang biasanya kita sebut abonemen.

Contoh berikut untuk. jlh pemakaian 200 kwh, batas daya 2200VA.

  • Bea Beban /KWh 25,273 : 2.2 x 25273 = 55600 (karena 2200, berarti ada 2,2Kwh)
  • kWh 1 S/D 20 314 : 20 x 314 = 6280
  • kWh 21 S/D 60 333 : 40 x 333 = 13320
  • Selebihnya 388 : 120 x 388 = 46560
  • Total : 121760.

Tambah lagi dengan PPJ dan PPN dan biaya meterai. Untuk batas daya 2200VA, perhitungan biaya pemakaiannya langsung flat, tidak ada blok-blok-an lagi.

Contohnya untuk. batas daya 4400VA, penggunaan sama2 200kwh dlm bulan tsb :
Bea Beban /KWh 26,145 : 4.4 x 26145 = 115038
per Kwh 507 : 200 x 507 = 101400
Total : 216438

Meskipun pemakaiannya jumlahnya sama, tapi biayanya berbeda jauh.



Popular posts from this blog

Nasruddin Hoja: Yang Tersulit

Salah seorang murid Nasruddin di sekolah bertanya, “Manakah keberhasilan yang paling besar, orang yang bisa menundukkan sebuah kerajaan, orang yang bisa tetapi tidak mau, atau orang yang mencegah orang lain melakukan hal itu?” “Nampaknya ada tugas yang lebih sulit daripada ketiganya,” kata Nasruddin. “Apa itu?” “Mencoba mengajar engkau untuk melihat segala sesuatu sebagaimana adanya.”

Nasruddin Hoja: Yang Benar

Nasruddin sedang menjadi hakim di pengadilan kota. Mula-mula ia mendengarkan dakwaan yang berapi-api dengan fakta yang tak tersangkalkan dari jaksa. Setelah jaksa selesai dengan dakwaannya, Nasruddin berkomentar, “Aku rasa engkau benar.” Petugas majelis membujuk Nasruddin, mengingatkan bahwa terdakwa belum membela diri. Terdakwa diwakili oleh pengacara yang pandai mengolah logika, sehingga Nasruddin kembali terpikat. Setelah pengacara selesai, Nasruddin kembali berkomentar, “Aku rasa engkau benar.” Petugas mengingatkan Nasruddin bahwa tidak mungkin jaksa betul dan sekaligus pengacara juga betul. Harus ada salah satu yang salah ! Nasruddin menatapnya lesu, dan kemudian berkomentar, “Aku rasa engkau benar.”

Nasruddin Hoja: Mengabdi pada Pemilik Segala-Nya

Nasruddin hampir selalu miskin. Ia tidak mengeluh, tapi suatu hari istrinyalah yang mengeluh supaya Nasruddin mencari kerja upahan. “Tapi aku mengabdi kepada Allah saja,” kata Nasruddin mendengar istrinya mengeluhkan kemiskinan . “Kalau begitu, mintalah upah kepada Allah,” kata istrinya. Nasruddin langsung ke pekarangan, bersujud, dan berteriak keras-keras, “Ya Allah, berilah hamba upah seratus keping perak!” berulang-ulang. Tetangganya ingin mempermainkan Nasruddin. Ia melemparkan seratus keping perak ke kepala Nasruddin. Tapi ia terkejut waktu Nasruddin membawa lari uang itu ke dalam rumah dengan gembira, sambil berteriak “Hai, aku ternyata memang wali Allah. Ini upahku dari Allah.” Sang tetangga menyerbu rumah Nasruddin, meminta kembali uang yang baru dilemparkannya. Nasruddin menjawab “Aku memohon kepada Allah, dan uang yang jatuh itu pasti jawaban dari Allah.” Tetangganya marah. Ia mengajak Nasruddin menghadap hakim. Nasruddin berkelit, “Aku tidak pantas ke pengadil