Skip to main content

TIPS: Bila Kehilangan Handset Android

Pemakai handset android semua sudah tahu, sebelum handset atau tablet ber OS Android bisa kita gunakan, kita harus login dengan account google kita, berikutnya ada permintaan konfirmasi layanan google mana saja yang ingin kita sinkronkan dengan handset/tablet kita, dari gmail, gmaps, google docs, blogger, picasa dan lainnya. Setelah itu, mulai menginstall aplikasi pihak ketiga dari google play, seperti twitter client, sejenis ubersocial, sebelum handset siap dipakai.

Sinkronisasi, memudahkan tapi bisa menyusahkan
Banyak kasus akun twitter dibajak, akun gmail dibajak, blogger dibajak, bahkan seluruh akun-akun di internet berpindah tangan karena handsetnya hilang, dan ditemukan oleh orang yang tidak cukup ketiban dapat handset/ tablet, tapi juga ingin menguasai akun-akun yang ada di handset tersebut.


Kemarin handset androidku kelupaan entah dimana, aku pikir di bioskop, ternyata di mobil kakak. Agak panik juga, di handset itu bukan cuma dataku, tapi juga data beberapa website teman, akun paypal yang isinya tidak seberapa tapi cukup riweh bikinnya, bisa pindah tangan.

Langkah kedua setelah coba nyari di kursi bioskop dan lapor ke sekuritinya, langsung ngacir cari warnet terdekat. Rubah semua login akun-akun yang sinkron dengan handset. Ternyata semua akun belum diambil alih oleh siapapun yang menemukan handset androidnya. Semua akun aman. Kecuali untuk akun twitter, merubah password saja tidak cukup. Harus diikuti dengan me"revoke" akses atau membatalkan akses aplikasi twitter klien di handset.

login >> setting >> apps/aplikasi

Setelah merubah password twitter, biasanya muncul "pop-up" dari twitter, ngasih tahu beberapa aplikasi masih bisa mengakses akun twitter kita. Masuk setting >> apps klik "revoke access" aplikasi twitter klien yang terinstall di handset kita. Kalau akses aplikasi tersebut tidak kita cabut, sama saja, melalui aplikasi tersebut di handset, si penemu handset bisa merubah password dan login kita.

Ternyata sampai di rumah, hapenya ketinggalan di mobil kakak. Waktu aku nyalakan, semua akun google sudah gagal sinkronisasi, begitu juga dengan akun-akun lain yang sudah dirubah passwordnya.

Popular posts from this blog

Nasruddin Hoja: Yang Tersulit

Salah seorang murid Nasruddin di sekolah bertanya, “Manakah keberhasilan yang paling besar, orang yang bisa menundukkan sebuah kerajaan, orang yang bisa tetapi tidak mau, atau orang yang mencegah orang lain melakukan hal itu?” “Nampaknya ada tugas yang lebih sulit daripada ketiganya,” kata Nasruddin. “Apa itu?” “Mencoba mengajar engkau untuk melihat segala sesuatu sebagaimana adanya.”

Nasruddin Hoja: Yang Benar

Nasruddin sedang menjadi hakim di pengadilan kota. Mula-mula ia mendengarkan dakwaan yang berapi-api dengan fakta yang tak tersangkalkan dari jaksa. Setelah jaksa selesai dengan dakwaannya, Nasruddin berkomentar, “Aku rasa engkau benar.” Petugas majelis membujuk Nasruddin, mengingatkan bahwa terdakwa belum membela diri. Terdakwa diwakili oleh pengacara yang pandai mengolah logika, sehingga Nasruddin kembali terpikat. Setelah pengacara selesai, Nasruddin kembali berkomentar, “Aku rasa engkau benar.” Petugas mengingatkan Nasruddin bahwa tidak mungkin jaksa betul dan sekaligus pengacara juga betul. Harus ada salah satu yang salah ! Nasruddin menatapnya lesu, dan kemudian berkomentar, “Aku rasa engkau benar.”

Nasruddin Hoja: Pelayan Raja

Nasruddin menjadi orang penting di istana, dan bersibuk mengatur urusan di dalam istana. Suatu hari raja merasa lapar. Beberapa koki menyajikan hidangan yang enak sekali. “Tidakkah ini sayuran terbaik di dunia, Mullah ?” tanya raja kepada Nasruddin. “Teramat baik, Tuanku.” Mendengar komentar Nasruddin, raja meminta dimasakkan sayuran itu setiap saat. Lima hari kemudian, ketika koki untuk yang kesepuluh kali memasak masakan yang sama, raja berteriak: “Singkirkan semuanya! Aku benci makanan ini!” “Memang sayuran terburuk di dunia, Tuanku.” ujar Nasruddin. “Tapi belum satu minggu yang lalu engkau mengatakan bahwa itu sayuran terbaik.” “Memang benar. Tapi saya pelayan raja, bukan pelayan sayuran.”