Skip to main content

Akses dan Portal Pelayanan Publik

Akses disini bukan hanya tersedianya akses (intranet maupun internet) tapi juga kemudahan mengakses informasi dan portal pelayanan publik yang menjadi penghubung G2G, G2B, dan G2C (government to government, government to business, government to citizen). Yang terbayangkan oleh penulis tentang portal pelayanan bukanlah seperti situs resmi yang menampilkan profil kabupaten/kota yang bersangkutan, form-form online untuk diunduh, Perda dan lain-lain tapi sebuah sistem menyeluruh yang terintegrasi, atau dalam dunia IT industri dikenal sebagai portal ERP (Enterprisie Resource Planning).
A k s e s
Infrastruktur dibangun agar akses tersedia, bila akses tersedia maka aplikasi dan sistem-sistem informasi berbasis LAN (jaringan) bisa diintegrasikan dan contoh yang baik untuk sebuah sistem informasi yang mengintegrasikan segala aspek secara menyuluruh adalah ERP dan salah satu ERP yang paling banyak digunakan adalah SAP produk IBM, dan kini di komunitas OpenSource sudah mulai dikembangkan versi GNU dari ERP.Segala keterbatasan..

Walaupun ERP peruntukan awalnya untuk industri dan retailer namun secara mendasar SAP juga dapat digunakan untuk pemerintahan. Boeing, jaringan retail Unilever, swalayan Carrefour adalah contoh beberapa industri dan retail yang menggunakan ERP sebagai sistem informasi utamanya. Mengenai ERP ini dan implementasinya sebagai sistem informasi utama dari e-government akan ditulis terpisah.

Sudah mulai nampak di sini bahwa membangun e-government bukanlah seperti membangun proyek fisik seperti jembatan, jalan atau gedung. Menghubungkan semua kantor dalam lingkup sebuah pemerintah kota ke dalam sebuah infrastruktur WAN (Wide Area Network) bukanlah pekerjaan mudah secara teknis dan non-teknis. Dibutuhkan kesungguhan dan dukungan penuh dari pimpinan puncak untuk mencapai itu, dan tentu saja biaya besar. Beruntung, kota Palu mendapat dukungan penuh dari pimpinan lembaga eksekutif dan legislatifnya untuk memulai mengembangkan e-government.

Namun membangun e-government bukanlah sesuatu yang tidak mungkin di lakukan. Segala keterbatasan biaya, dan sumber daya dapat diatasi dengan semangat kebersamaan dan persatuan, atau semangat Nosarara Nosabatutu (bahasa suku Kaili, suku asli Palu). Siapa yang pernah menyangka bahwa beragam distribusi Linux yang tersedia gratis untuk di download kini bisa menyaingi kepopuleran operating system Windows milik Microsoft? Soal perfomance, Linux sudah jauh meninggalkan Microsoft. Modalnya mereka satu saja, kesungguhan niat.

Seluruh kota Palu sudah bisa terkoneksi dalam infrastruktur WAN sekarang, minimal 80%. Pemerintah kota bahkan tidak perlu membangun tower-tower tambahan. Caranya dengan itu tadi, prinsip kebersamaan. Bila kita berkeliling kota Palu bisa kita lihat banyak antena wireless LAN 2.4GHz bila setiap pemilik antena tersebut dan BTS induknya mau membuka filter radionya untuk mengkoneksikan kantor pemerintahan yang ada di dekatnya hal tersebut dapat diwujudkan.

Secara teknis hal tersebut bisa diwujudkan tanpa mengorbankan keamanan dan kualitas koneksi pemilik BTS atau kliennya. Hampir semua AP 2.4GHz (Access Point) yang diproduksi sekarang bisa berfungsi sebagai router, Infrastruktur WAN kota Palu bisa "numpang lewat" untuk mengkoneksikan kantor-kantor yang berada di dekatnya dengan IP address yang berbeda, tentu daya tampung setiap BTS bisa berbeda-beda walaupun infrastruktur kota Palu cuma numpang lewat tanpa menggunakan sedikitpun bandwidth internet. Hal ini amat tergantung pada jenis AP yang digunakannya, sudah berapa klien yang digunakan, jarak, LOS, FSL dan beberapa persyaratan teknis lainnnya.

Dengan bahasa awam, seluruh kota palu bisa kebagian cahaya dari BTS induk infrastruktur WAN di kantor walikota bila yang memiliki cermin mengijinkan cerminnya dipakai untuk memantulkan cahaya.

Popular posts from this blog

Nasruddin Hoja: Yang Tersulit

Salah seorang murid Nasruddin di sekolah bertanya, “Manakah keberhasilan yang paling besar, orang yang bisa menundukkan sebuah kerajaan, orang yang bisa tetapi tidak mau, atau orang yang mencegah orang lain melakukan hal itu?” “Nampaknya ada tugas yang lebih sulit daripada ketiganya,” kata Nasruddin. “Apa itu?” “Mencoba mengajar engkau untuk melihat segala sesuatu sebagaimana adanya.”

Nasruddin Hoja: Nasib dan Asumsi

“Apa artinya nasib, Mullah ?” “Sekumpulan asumsi.” “Bagaimana?” “Begini.. Engkau menganggap bahwa segalanya akan berjalan baik, tetapi kenyataannya tidak begitu. Nah itu yang disebut nasib buruk. Atau, engkau punya asumsi bahwa hal-hal tertentu akan menjadi buruk, tetapi nyatanya tidak terjadi. Itu nasib baik namanya. Engkau punya asumsi bahwa sesuatu akan terjadi atau tidak terjadi, kemudian engkau kehilangan intuisi atas apa yang akan terjadi, dan akhirnya berasumsi bahwa masa depan tidak dapat ditebak. Ketika engkau terperangkap di dalamnya, maka engkau namakan itu nasib.”

Nasruddin Hoja: Perusuh

Kebetulan Nasruddin sedang ke kota raja. Tampaknya ada kesibukan luar biasa di istana. Karena ingin tahu, Nasruddin mencoba mendekati pintu istana. Tapi pengawal bersikap sangat waspada dan tidak ramah. “Menjauhlah engkau, hai Mullah!” teriak pengawal. (Nasruddin dikenali sebagai mullah karena pakaiannya) “Mengapa?” tanya Nasruddin. “Raja sedang menerima tamu-tamu agung dari seluruh negeri. Saat ini sedang berlangsung pembicaraan penting. Pergilah!” “Tapi mengapa rakyat harus menjauh?” “Pembicaraan ini menyangkut nasib rakyat. Kami hanya menjaga agar tidak ada perusuh yang masuk dan mengganggu. Sekarang, pergilah!” “Iya, aku pergi. Tapi pikirkan ini: bagaimana kalau perusuhnya sudah ada di dalam sana?” kata Nasruddin sambil beranjak dari tempatnya.