Timur Lenk meneruskan perbincangan dengan Nasruddin soal kekuasaannya.
“Nasruddin! Menurutmu, di manakah tempatku di akhirat, menurut kepercayaanmu? Apakah aku ditempatkan bersama orang-orang yang mulia atau yang hina ?”
Bukan Nasruddin kalau ia tak dapat menjawab pertanyaan ‘semudah’ ini.
“Raja penakluk seperti Anda,” jawab Nasruddin, “Insya Allah akan ditempatkan bersama raja-raja dan tokoh-tokoh yang telah menghiasi sejarah.”
Timur Lenk benar-benar puas dan gembira.
“Betulkah itu, Nasruddin?”
“Tentu,” kata Nasruddin dengan mantap. “Saya yakin Anda akan ditempatkan bersama Fir’aun dari Mesir, raja Namrudz dari Babilon, kaisar Nero dari Romawi, dan juga Jenghis Khan.”
Entah mengapa, Timur Lenk masih juga gembira mendengar jawaban Nasruddin.
“Nasruddin! Menurutmu, di manakah tempatku di akhirat, menurut kepercayaanmu? Apakah aku ditempatkan bersama orang-orang yang mulia atau yang hina ?”
Bukan Nasruddin kalau ia tak dapat menjawab pertanyaan ‘semudah’ ini.
“Raja penakluk seperti Anda,” jawab Nasruddin, “Insya Allah akan ditempatkan bersama raja-raja dan tokoh-tokoh yang telah menghiasi sejarah.”
Timur Lenk benar-benar puas dan gembira.
“Betulkah itu, Nasruddin?”
“Tentu,” kata Nasruddin dengan mantap. “Saya yakin Anda akan ditempatkan bersama Fir’aun dari Mesir, raja Namrudz dari Babilon, kaisar Nero dari Romawi, dan juga Jenghis Khan.”
Entah mengapa, Timur Lenk masih juga gembira mendengar jawaban Nasruddin.